Asosiasi Profesi Dosen Bahasa Inggris di selenggarakan di UIKA Bogor, Dalam kegiatan ini membahasa Pengajaran dan kurikulumm KKNI Pendidikan Bahasa Inggris. Diikuti oleh beberapa kampus yang tergabung dalam Asosiasi Dosen Pendidikan Bahsa Inggris Jawa Barat.
Sabtu, 30 Mei 2020
Pembekalan KKL dan Pelaksanaan KKL Mahasiswa
Pada tanggal 2 Maret 2020 di laksanakan pembekalan mahasiswa STKIP Muhammadiyah Bogor, salah satu kegiatan wajib mahasiswa yang harus di ikuti. tempat kegiatan pembekalan ini di gedung kampus STKIP Muhammadiyah Bogor.
Pada tanggal 3-5 maret 2020 di laksanakan kegiatan KKL ke Solo dan Yogjakarta, kegiatan ini di ikuti oleh seluruh mahasiswa semester 5 prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Muhammadiyah Bogor.
Pada tanggal 3-5 maret 2020 di laksanakan kegiatan KKL ke Solo dan Yogjakarta, kegiatan ini di ikuti oleh seluruh mahasiswa semester 5 prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Muhammadiyah Bogor.
Jumat, 22 Mei 2020
Seminar on Good Practices of HOT Implementation in Language Teaching
Seminar Nasional pada tanggal 6 November 2018 di Southest Asian Ministers of
Education Organization (SEAMEO) REGIONAL Centre for Quality Improvement for
Teachers and Education Personal (QITEP) in Language di selenggarakan di Jakarta.
Pelatihan Profesi Penulis dan Profesional Menulis Buku Non fiksi
Selain kegiatan Pelatihan Profesi Penulis dan Profesional Menulis Buku Non fiksi , saya juga mengikuti Uji Kompetensi Penulisan Buku Nonfiksi (Non Fiction Book Writing). Telah memenuhi syarat pada kualifikasi dan dinyatakan kompeten. Berikut saya lampirkan bukti kegiatan dan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Lembaga Sertifikasi Profesi Penulis dan Editor Profesional.
Kegiatan Magang 1, 2, 3 dan KKNdik
Sebagai
seorang dosen saya berusaha untuk memberikan kontribusi terhadap kampus tempat
saya mengajar. Beberapa kali saya dilibatkan menjadi panitia kegiatan magang
mahasiswa dan pada saat itu saya ditunjuk untuk menjadi ketua pelaksana pada
kegiatan magang 1,2,3 dan KKNdik tahun akademik 2017/2018, peserta yang
mengikuti kegiatan ini adalah semua
mahasiwa yang ada di STKIP Muhammadiyah Bogor yaitu dari Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesai (PBSI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI),
dan Pendidikan Administrasi Pendidikan”. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada
semester genap.
Manfaat
program magang bagi mahasiswa yaitu menambah pemahaman dan penghayatan tentang
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, memperoleh kesempatan untuk
dapat berperan sebagai motivator, fasilitator, dinamisator, dan menambah
pemikiran sebagai problem solving
selain itu memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan
pembelajaran dan kegiatan manajemen di sekolah. Manfaat bagi sekolah yaitu
memperoleh kesempatan untuk ikut dalam meyiapkan calon guru yang berdedikasi
dan profesional, pihak sekolah mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu dan
teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah. Manfaat
bagi dosen dan STKIP Muhammadiyah Bogor yaitu dapat memperoleh umpan balik dari
pelaksanaan program magang di sekolah guna mengembangkan kurikulum perguruan
tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Sabtu, 16 Mei 2020
Lawan Corona Dengan 1000 Cahaya Malam Bulan-MU
Wahai Allah yang menjaga detak jantung dan napasku
Kau izinkan aku bermanfaat bagi mahluk-Mu
Kau izinkan aku melewati lembar kehidupanku
Menanamkan cahaya hati dan kalbuku
Duhai Dzat yang diriku ada dalam genggamanMu
Ku bersimpuh menemukanMu pada sajadah bergambar ka’bah
Tak kuasa bendung air mataku
Luapkan dalam tadarus dan doa-doa
Asaku terpanjat dalam kidung cinta pasrah pada-Mu
Bertemu malam 1000 bulan dalam wirid panjang-Mu
CahayaMu lawan Corona dan gelapnya duka
Wahai Dzat yang memampukan insan terpilih
Dalam rahmatan Lil’alamin pasrahku padaMu
Wawat Srinawati
17 Mei 2020
Jumat, 15 Mei 2020
Curahan Hati Dosen
“Lecturing
is a type of art, menjadi seorang dosen itu merupakan keputusan.”
Profesi pengajar adalah impian saya
sejak kecil, sebagai anak yang senang belajar dan berdiskusi, membuat saya
menemukan kenikmatan ketika mengajarkan sesuatu yang saya ketahui kepada orang
lain.Tekad untuk menjadi dosen mulai bulat saat saya kuliah dahulu. Pada
awalnya, cita-cita saya tidak muluk-muluk, hanya mau bekerja sesuai
keterampilan saya. Bagi saya itu sudah cukup. Namun, ternyata Tuhan memberikan
jalan lain. Saya akhirnya memutuskan untuk menjadi dosen setelah sarjana.
Menurut saya,tidak mudah untuk menjadi dosen. Selain mengajar dan mendidik
mahasiswa, dosen juga harus melaksanakan kegiatan penelitian. Menurut saya,
apalah arti seorang dosen kalau tidak punya penelitian? Dosen yang tidak
punya penelitian layaknya seperti sayur tanpa garam. Hampa pastinya.
Dosen adalah pendidik
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Keinginan untuk bekerja pada lingkungan yang low pressure. Dosen dianggap sebagai pekerjaan yang memiliki
fleksibilitas tinggi. Anggapan ini bisa saja benar dan bisa juga menjadi
kesalahpahaman. Benar, ketika dibandingkan dengan profesi lain di
perusahaan-perusahaan yang biasanya dikejar target dan banyak deadline. Waktu yang dimiliki oleh
seorang dosen sebenarnya akan lebih banyak tersita di mengajar dan menyiapkan
materi ajar. Kemudian, ditambah dengan kegiatan lain yang berhubungan dengan
jabatan struktural (bagi yang menjabat). Sisanya dapat memanfaatkannya sesuai
dengan minat masing-masing. Bagi dosen yang produktif, sisa waktu kerjanya yang
melimpah ini akan menjadi berkah yang luar biasa untuk mengembangkan potensinya
di bidang penelitian dan pengabdian. Namun, beberapa orang mengartikan
ke-fleksibel-an profesi dosen ini sebagai sesuatu yang negatif. Mereka menganggap
bahwa dosen itu tidak perlu masuk setiap hari ke kampus dan jam kerjanya bebas.
Anggapan ini salah besar.
Tahun 2016 saya memutuskan untuk menjadi seorang dosen dan mengajar
diperguruan tinggi, sadar dengan profesi yang baru saya pun mulai membuka diri
untuk banyak bertanya dan berdiskusi dengan teman prihal tugas dan tanggung
jawab saya sebagai dosen, banyak hal yang saya dapatkan dari rekan seprofesi,
dan akhirnya saya bertekad meskipun begitu banyak tugas tri dharma yang harus
saya kerjakan yaitu pengajaran, penelitian. dan pengabdian, tidak membuat saya
patah semangat untuk maju menggeluti profesi ini. Saya menyandang profesi ini
dengan rasa syukur akhirnya saya ada di profesi ini. Setelah saja jalani nyaman
dan sangat tertantang begitu banyak tugas tambahan dosen di perguruan tinggi membuat saya
semakin tertantang untuk bisa mengembangkan potensi saya. Selain mengerjakan
kegiatan kampus, saya mulai menulis artikel untuk dipresentasikan di
kampus-kampus Indonesia. Pada saat itu saya mengirim artikel ke beberapa
universitas di Indonesia dan pada hari berikutnya saya presentasi tentang
artikel saya pengalaman pertama menulis artikel jurnal cukup membuat saya tidak
percaya diri karena saya pemula dalam menulis. Di tengah-tengah teman-teman
satu profesi saya mempresentasikan hasil artikel saya dan banyak diantara dosen
dan mahasiswa yang bertanya terkait artikel saya, kemudian saya bisa menjawab
dengan lugas apa yang sudah saya tulis dan pada akhirnya presentasi pun selesai
dan saya pun kembali ke rumah.
Sebagai seorang penulis pemula, saya mencoba untuk belajar
dan menggali kompetensi saya agar bisa dapat dituangkan dalam tulisan. Pada
tahun 2019 awal saya membuat artikel dan di publikasikan di Universitas Prof.
Dr. Moestopo pada saat itu adalah kegiatan International Conference on
Challanges and Opportunities of Sustainable Environtment Development, lagi dan
lagi saya mendapatkan ilmu yang luar biasa akhirnya saya bisa berjumpa dengan
teman dosen lain tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dari luar negeri.
Suka duka menjadi penulis pemula sebenarnya banyak sekali, salah satu yang
terasa adalah bila naskah buku di tolak oleh penerbit. Bagi mereka yang
mengalaminya, pasti mereka akan kecewa. Namun, bila kita menyadari bahwa karya
tulis yang di tuliskan mengalami banyak kelemahan, maka kita akan segera
intropeksi dan memperbaiki naskahnya. Dosen harus memiliki kesadaran menulis. Menjadi dosen yang setiap tahun
menelurkan satu buku yang diterbitkan tidaklah mudah di sela-sela kesibukan
sebagai dosen. Motivasi dari setiap tulisan yang lahir itu berasal dari
kesadaran dan komitmen
Bagi dosen Indonesia, menulis di
jurnal internasional kini menjadi trend yang sedang dikejar
karena dianggap merupakan pencapaian prestisius bagi insan ilmiah. Bagi saya
tidak hanya menulis di jurnal kampus dan jurnal internasional yang terindex bla bal bla..... yang harus saya
kembangkan, tetapi dalam penulisan buku jenis apapun harus saya pelajari karena
dengan menulis hidup saya akan bahagia. Bukan karena royalti atau salery yang di dapat, melainkan
ketenangan dan kebahagiaan batin yang membuat saya bersyukur bisa menjadi
penulis. Walaupun saya masih termasuk penulis pemula, dengan keyakinan dan
kerja keras, saya yakin akan menjadi penulis profesional. Menurut saya,
pekerjaan seorang penulis tidak mudah sebab butuh banyak latihan agar menjadi
penulis profesional. Semoga perjalanan saya sebagai penulis dalam menekuni
dunia literasidapat menginspirasi banyak orang terutama teman-teman seprofesi
dengan saya.
Setelah hampir empat tahun saya
berkarya menjadi dosen benar sekali adanya, profesi dosen membuat kita akan “kaya” akan banyak hal. Mapan dalam
penghasilan hanyalah sebagian kecil dari berkah mulia lainnya. Selain faktor
penghasilan, adanya kenaikan derajat dan status sosial sebagai dosen (You’ll
get first level of respect by being a lecturer) tanpa harus diminta. Punya
banyak relasi dan koneksi dengan berbagai macam stakeholder seperti pemerintah
dan swasta dari dalam atau luar negeri. Bisa mengenal dan menjalin silahturahmi tanpa
batas dengan puluhan ribu mahasiswa/i yang pernah mendapat siraman ilmu dari
kita sebagai dosen. Mendapat kesempatan berkarya dalam pemenuhan pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat secara berkala sangat mendewasakan diri
sebagai dosen yang harus terus bertumbuh dan berpikiran terbuka.
Menjadi dosen tidak hanya bicara
kuantitas (jabatan, peringkat, background
lulusan, dan penguasaan ilmu) semata, tetapi lebih mengedepankan faktor
kualitas. Dosen yang amanah akan mengajar dengan persiapan yang baik, tidak
hanya mengandalkan materi yang sudah usang apalagi tidak sesuai dengan
perkembangan zaman. Perlu dipahami dengan perubahan karakter mahasiswa yang
berasal dari generasi millenial, dosen harus lebih mendepankan pendekatan student-centered learning. Karakter
serba instan dan cepat memungkinkan mahasiswa “made in google” yang bisa lebih informatif dari dosennya perihal
informasi dan berbagai hal. Akan tetapi, jangan sampai dosen “ketinggalan
zaman” hanya karena malas serta enggan untuk “upgrade diri”. Mempersiapkan diri secara optimal berarti menghargai
profesi yang dijalani dan menghargai para mahasiswa/i yang kelak akan menjadi
individu sukses kelak. Ingatan mahasiswa akan dosennya akan dikenal sepanjang
hidupnya, pastikan rekam jejak menjadi seorang dosen dapat menjadi “kenangan
indah”, bukan malah menjadi “mimpi buruk” bagi mereka.
Pendidikan yang sempurna lahir dari
proses perubahan yang diselami dengan pendekatan “Intellectual Humility“.
Mahasiswa/i yang ada dihadapan dosen sudah sepantasnya diperlakukan sebagai
“subjek” perubahan, bukan “objek perubahan”. Dengan memahami sudut pandang ini
maka proses transfer ilmu perlu dilakukan dengan cara, gaya dan daya yang
memanusiakan mahasiswa/i-nya. Salah satu contoh yang paling sederhana adalah
dengan penggunaan bahasa penyampaian bahan ajar yang mudah dimengerti.
Pemberian contoh bahan ajar yang dekat dengan dunia mereka dan serta situasi
masa kini. Banyak dosen yang lupa bahwa mahasiswa/i hadir kedalam kelas dengan
tingkat kematangan (ilmu, emosi, pengetahuan dan kemampuan) yang berbeda. Dosen
yang baik, harus sehat jasmani (fisik) dan rohani (mental). Salah satu ujian
terberat sebagai dosen ialah “Classroom
Management“, ini erat sekali dengan kecerdasan emosi (EQ) seorang dosen.
Pintar, cerdas, dan punya latar belakang edukasi yang mumpuni tidak cukup
membantu kita menjadi “dosen sukses” di dalam kelas. Perlu adanya kemampuan
khusus dalam hal penguasaan serta pengelolaan emosi dalam menguasai mahasiswa/i
sebagai penghuni kelas. Terpancing emosi dan mengumbar kemarahan didalam kelas
akan menjadi “boomerang” tersendiri
bagi dosen.
Versi dosen teladan menurut saya
adalah ketika ada dosen yang mampu berdamai dengan hati dan dirinya sehingga
tidak sirna termakan sifat egoisme diri. Mahasiswa/i adalah pengamat (observer) terbaik di dalam kelas, just make sure we can gain their heart and
attention with an elegant way. Dosen perlu mahir untuk menciptakan suasana
yang terbuka dan santai, tetapi tetap tegas dan serius. Seperti layaknya
seorang “Conductor” yang memimpin suatu pertunjukan.
Our class is our own stage & it’s belong
to us as a lecturer… to share, to educate, to entertain and to inspire, our
best results shown by the students with their “standing applause”.
Selasa, 12 Mei 2020
Menyelami Hikmah Pandemik Virus Corona
Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang.
Demi masa. Sungguh, manusia berada
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan
serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
(Q.S Al-Ashr:1-3)
Masa
adalah waktu yang berjalan begitu cepat. Bersama masa segalanya terjadi dan
berlalu tanpa terasa, bahkan banyak diantara manusia yang tidak menyadari akan
cepatnya masa bergulir. Demikian masa pada kehidupan manusia, sehingga Allah
bersumpah atas nama masa. Ketika manusia dengan segala kelemahannya tak mampu
hidup sendiri. Berbagai upaya dilakukan untuk memaknai kehidupan. Nyatanya
kebersamaan dalam menjalani kehidupan membuat hidup jadi lebih berarti.
Pelajaran-pelajaran berharga telah dituak. Dan berserah kepada yang Maha Kuasa
adalah pelipur segala.
Perjalanan
kehidupan terus bergulir. Pengalaman demi pengalaman dialami. Suka ditingkah
duka, gembira di dera nestapa menjadi hal biasa. Kegagalan dan keberhasilan
silih berganti sebagai hasil dari usaha. Semuanya adalah anugrah dari sang
Pencipta.
Menurut situs WHO, Virus corona adalah keluarga
besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada
manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang
lebih parah Middle East Respitory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Virus corona paling baru yang ditemukan adalah virus corona
COVID-19. Virus ini termasuk penyakit menular dan baru ditemukan di Wuhan,
China pada Desember 2019 yang kemudian menjadi wabah.
Pandemi mematikan tersebut tidak pandang bulu,
siapapun orangnya (kaya atau miskin, muda ataupun tua, dan sebagainya) bisa
tertular Covid-19. Karenanya, ibadah puasa di tengah wabah Covid-19 me-restart diri manusia agar merenung
dan mengingat kembali kekuasaan Allah SWT. Sehebat apapun manusia berencana,
Tuhanlah yang menentukan. Selain itu, kita berharap puasa di tengah pandemi
tidak hanya mampu menumbuhkan kepekaan spiritual seseorang, namun juga kepekaan
sosial. Wujud dari kepekaan sosial ialah sikap empati dan pro-sosial. Empati
berarti suatu keadaan di mana orang merasa dirinya berada dalam perasaan atau
pikiran yang sama dengan orang lain. Sementara pro-sosial merupakan tindakan
moral seperti rela membantu seseorang yang membutuhkan.
Life
must be go on, Guys!
Yesterday
is a history. Tomorrow is a mystery.
Today
is a gift. That’s why we call it PRESENT.
Tiada yanga abadi di dunia ini so let’s cherish
every moment. Kita harus menghargai waktu, setiap saat, bahkan setiap detik
yang dialami dalam hidup ini.
Senin, 11 Mei 2020
Menikmati "Work From Home"
Matahari masih berinar tak ingkar janji, walau dunia ini
sedang menangis karna pandemik virus corona. Situasi lockdown masih terasa,
memasuki minggu ke empat berjalan terasa lambat. Di benaku masih terlintas
antara percaya dan tidak percaya dengan berbagai kebijakan dan berita yang
simpang siur dimensos dan TV.But the show must go on walaupun larangan solat
jumat dan aktivitas di luar di
berlakukan. Sebuah kejadian yang sangat langka, tak heran pro dan kontrakpun bermunculan.
Ya sudah lah ...
Batinku terus bersenandung bergelantung segera pulang
kampung. Rindu dengan kehangatan orangtua yang jarang bertemu, kampung halaman
yang selalu ku rindu.
Sayapun dalam mematuhi larangan itu tetap tawakal dan
optimis. Badai pasti berlalu..
Refleksi dan Harapan Pendidikan Era 2020
I’m
nothing when I’m just reading but I’m something when I’m writing
Pendidikan merupakan tiang pancang kebudayaan dan
pondasi utama untuk membangun peradaban bangsa. Kesadaran akan arti penting
pendidikan akan menentukan kualitas kesejahteraan lahir batin dan masa depan
warganya. Namun eksistensi pendidikan yang ada di Indonesia pada saat ini masih
menjadi permasalahan karena masih banyak anak bangsa yang belum mendapatkan
pendidikan yang sebagaimana mestinya dan ada juga yang sama sekalipun belum
pernah mencicipi bangku sekolah sama sekali contoh kecilnya saja anak yang
terlantar hal ini sangat memperihatinkan. Seorang
anak mempunyai hak yang sama seperti anak-anak
yang sudah mendapat pendidikan yang layak seperti contoh anak orang kaya. kemajuan bangsa nantinya ada pada
tangan mereka karena merekalah nantinya yang akan menjadi penerus perjuangan
bangsa. Pendidikan
merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada beberapa dari mereka yang belum mendapatkan hak
tersebut. Hingga saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan
yang baik hanya anak orang kaya dan pintar. Dengan bermodalkan kemampuan
ekonomi yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan berpikir tinggi,
menjadi faktor pendukung untuk memperoleh akses pendidikan yang lebih baik.
Pada saat sekarang pendidikan yang ada di Indonesia berbentuk sistem pasar
yaitu bagi mereka yang memiliki uang banyak maka mereka akan mendapatkan
pendidikan yang layak.sebenarnya hal tersebut tidak boleh terjadi.
Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya
sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup
sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian
antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang
materinya kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika
peserta didik memasuki dunia kerja.
Pendidikan tidak hanya untuk mereka yang berada di
kota namun didaerah terpencil juga harus mendapatkan pendidikan yang layak.
Inilah yang menjadi tugas pemerintah untuk pemerataan pendidikan di semua
wilayah. Dan
pada zaman yang modern ini
pendidikan sangat diperlukan, Karena
dengan pendidikan kita dapat menyeimbangi kemajuan zaman ini atau kita
dapat mengikuti sehingga kita tidak menjadi orang yang tidak tertinggal. Memang
siatem pendidikan di Indonesia masih kurang efektif untuk menciptakan pelajaran
yang produktif dan berkarakter.
Sehubungan dengan pendidikan di Indonesia sekarang
sudah banyak beasiswa yang diberikan baik itu diperuntukkan kepada anak yang
kurang mampu maupun anak yang berprestasi. Walaupun dalam aktualisasinya masih
ada saja yang menyalah gunakan kepercayaan tersebut. Maka dari itu, bapak
menteri harus lebih tegas terhadap oknum-oknum yang melakukan penyelewengan dan
memberikan sanksi terhadap apa yang telah mereka perbuat.
, Berhubungan dengan kebudayan di Indonesia , banyak sekali masyarakat
kita yang meniru kebudayaan barat baik itu dari cara berpakaian,
tingakah laku dan lain sebagainya. Sehingga banyak dari masyarakat yang
melupakan kebudayaannya sendiri. Indonesia sangat kaya akan budayanya yang
beraneka ragam, akan tetapi minat masyarakat dengan kebudayaannya semakin
berkurang. Dalam hal ini saya minta upaya bapak menteri untuk lebih
meningkatkan minat anak-anak bangsa terhadap budaya Indonesia agar seni dan
budaya bangsa kita tetap terjaga kelangsungannya.Sehubungan dengan pendidikan
di Indonesia sekarang sudah banyak beasiswa yang diberikan baik itu
diperuntukkan kepada anak yang kurang mampu maupun anak yang berprestasi.
Walaupun dalam aktualisasinya masih ada saja yang menyalah gunakan kepercayaan
tersebut. Maka dari itu, bapak menteri harus lebih tegas terhadap oknum-oknum
yang melakukan penyelewengan dan memberikan sanksi terhadap apa yang telah
mereka perbuat. Dalam pendidikan banyak hal menjadi faktor-faktor yang
menghambat kelangsungan pendidikan itu sendiri, baik itu dari ekonomi
masyarakat maupun minat masyarakat terhadap pendidikan. Karena masih banyak
anak-anak dan orang tua di desa-desa yang berasumsi bahwasanya pendidikan itu
tidak penting sehingga mereka tidak berminat dalam dunia pendidikan. Inilah
pemikiran yang salah, oleh karena itu alangkah baiknya jika diadakan penyuluhan
tentang pentingnya pendidikan dan dampak buruknya apabila menganggap pendidikan
itu tidak penting terhadap anak-anak bangsa sehingga mereka dapat merubah pola
pikir mereka terhadap pendidikan karena akan menentukan masa depan mereka dan
pengaruhnya terhadap bangsa ini.Seperti pepatah arab , bahwasanya kemajuan
suatu bangsa dilihat dari anak-anak bangsa yang mana mereka memiliki andil yg
besar dalam kemajuan negara ini nantinya.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang
menganggur.
Dunia Melawan Corona
Dunia Melawan
Corona
Posted On : 16/04/2020 Published By : Intelmedia
Wawat Srinawati, S.Pd, M.Pd
Dosen STKIP
Muhammadiyah Bogor
INTEL MEDIA – BOGOR – Mencatat peristiwa di tahun 2020 itu sesuatu,
dengan penuh rasa nano-nano kenyataan yang ada memang harus dihadapi, jangan
panik! Ini adalah atas izin Allah, hadapi dengan cermat dan bijak. Insya
Allah kita selamat. Ya semacam sugesti agar kuat dan selalu positif
thinking untuk melawan virus corona. Corona berasal dari bahasa Arab “qarna”
atau qarnun maka artinya mahkota.
Ini berdasarkan pengamatan lihat
microskop bentuk virus itu seperti mahkota tetapi mengapa ada yang mengartikan
“berterusan atau berhubung”? pernyataan atau keterangan ini pun masih disangkal
oleh orang yang lebih ahli dengan bahasa Arab.
Adapun sebutan corona memang harus di lawan.
Lalu, yang menarik untuk di bahas itu ya dampak dari cara melawan virus
corona itu sendiri.
Kadang saya juga di buat keder dengan
bermunculan suara2 dari mulai yang nyiyir dengan kebijakan pemerintah hingga
postingan yang penuh kehawatiran. Lalu menjadi tranding topik di hampir semua
media sosial . Tak jarang saya pun tertawa saat muncul ide kreatif dari
orang-orang yang memiliki sense of humor. Mereka menjadi kreatif dengan
memviralkan yang bisa terjadi atau akibat dari pandemi covid-19 semua ini sangat
membuat saya penasaran.
Dari informasi yang di dapat, saya jadi
paham bagaimana sudut pandang masyarakat yang menyuarakan ide atau pengetahuan
yang mereka miliki tentang serba serbi corona. Memang saat ini kita kaya
tentang informasi, sayangnya tidak semua info itu benar. Informasi dari media
bahwa penyebaran covid-19 telah mengekspansi 190 negara termasuk indonesia.
Makhluk kecil ciptaan Allah ini telah mengguncang dunia.
Berawal virus itu dari Wuhan dan terus
memenyebar ke manca negara indonesia yang mayoritas beragama islam sempat
bangga kalau sudah punya penangkalnya yaitu berwudu selama 5 kali sehari. Maka
tidak akan terkena musibah ditambah berada di daerah tropis yang kaya sinar
matahari dari segala penjuru tetapi sekarang apa yang terjadi? Virus itu tetap
datang ke indonesia dan membuat rakyat serta pemerintah kewalahan, indonesia
harus bersinergi melawan corona.
Pada tahun 2011 orang Amerika sudah
membuat filmnya dengan judul Coronavirus. Hanya yang saat ini berkembang atau
mutasi jadi Covid-19, hasilnya berupa data dan informasi yang sangat diperlukan
sebagai bahan untuk merancang strategi penanggulangan virus yang sudah menjadi
pandemik.
Selain untuk mengetahui bagaimana
tingkah laku dan pengetahuan masyarakat terkait penyebaran virus corona, survei
dan pengambilan data dilakukan untuk mengetahui persepsi publik tentang upaya
pemerintah dalam penanganan pandemik ini.
Ternyata banyaknya perintah yang tidak
jelas dari atas ke bawah. Sehingga salah kaprah, misalnya banyak jenazah korban
corona yang saat akan di makamkan harus dipingpong dulu ke sana kemari.
Coba bayangkan bagaimana perasaan
keluarganya? sedih melihat kondisi pada saat ini. Terlebih banyak dampak lain
yang sangat merugikan bangsa ini yaitu sistem ekonomi yang tidak stabil,
sehingga banyak perusahaan yang memutuskan hubungan kerja (PHK) karyawannya
secara besar-besaran.
Dampak inipun merunut ke daya hidup
masyarakat semakin melemah dan tidak punya penghasilan sehingga dalam
menghidupi kebutuhan keluarga begitu sulit. Tentunya ini harus ada tindakan
dari pemerintah untuk membuat kebijakan-kebijakan yang bisa membantu seluruh
masyarakat agar tidak terpuruk dengan kondisi saat ini.
Ada beberapa hasil survei yang dilakukan
oleh para peneliti indonesia 69,6 persen responden yang mengganggap situasi
saat ini serius dan tidak boleh diremehkan, tetapi ada 27, 9 persen menjawab
situasinya sudah gawat darurat, tetapi anehnya masih ada 2,5 persen yang
mengganggap penyebaran COVID 19 ini bukan ancaman, ini hanya hal yang
dibesar-besarkan atau tidak tahu.
Yang namanya survei bisa valid dan bisa
juga kurang dipercaya.
Menyimak hasil survei ini saya dan
mungkin andapun penasaran apa yang dilakukan responden untuk mencegah atau
menghadapi krisis ini. Anda penasaran? Saya juga.(Mjf)
KUMPULAN PUISI DUA KOSONG DUA KOSONG
DOAKU DI TAHUN 2020
Bersama
cahaya lampu yang menyinari tubuhku
Angin
semar sepoi
Rembulan
yang bersinar membawa cahaya
Malam
menghembus asa
Menyejuk
badan melambung rasa dan pikiran
Membawa
angan ke dalam kamarku
Hatiku
terang menerima nikmatMu
Bagai
bintang memancarkan cahaya
Kalbuku
tergerak menunggu kasihMu
Bagai
sedap malam menyirak kelopak
Kekasihku,
penuhi pikiran dan dadaku dengan cahayMu
Mudahkan
kebajikan pada setiap langkahku
Kasihku,
di pintuMu aku mengetuk
Aku
tidak bisa berpaling
Student's Perception on Using Authentic Material and Autonomous Learning
Authentic
materials is one of the mainstays of a imaginative and motivating higher level
course, but really features at levels lower than intermediate. In a EFL
classroom is what many teachers involved in foreign language teaching have
discuss in recent years, we have heard persuasive voice insisting that the
English presented in the classroom should be authentic, not produced for
instructional purpose. Generally, what the means is materials which involve
language naturally occurring as communication in native-speaker contexts of
use, or rather there selected contexts where Standard English is the norm real
newspaper reports for example, real magazine article, real advertisement, cooking
recipes, horoscopes, etc. Most of the teachers thought the world agree that
authentic texts or materials are beneficial to the language learning process
but what is less agreed is when authentic materials should be introduced and
how they should be used in an EFL classroom. The definitions of authentic
materials are slightly different in literature. What is common in these
definitions is ’exposure to real language and as use in its own community’.
Roger (1988:467) defines it as “appropriate” and “quality” in terms of goals,
objectives, learners needs and interest and ”natural” in terms of real life and
meaningful communication. Harmer (1991:45) defines authentic texts as materials
which are designed for native speaker; they are real text; designed for not
language students, but for the speakers of the language.
Jordan
(1997:85) refers to authentic texts as that are not written for language
teaching purpose. Authentic materials is significant since increases students’
motivation for learning, makes the Lerner be exposed to the ‘real’ language as
discussed by Guariento & Morley (2001:347). The main advantages of using
authentic materials are (Richards, 2001: 66):
(a)
They
have a positive effect on learning motivation;
(b)
They
provide authentic cultural information; (c) They provide exposure to real
language; (d) They relate more closely to learners ‘needs; and (e) They support
more creative approach to teaching.
We
can claim that learners are being exposed to real language they feel that they
are learning the ‘real’ language. These are what make use excited and willing to
use authentic materials in our classroom, but while using them, it is
inevitable that we face same problems.
Richards
(2001:235) points out that alongside with these adventives, authentic materials
often contain difficult language, unneeded vocabulary items and complex
language structures, which causes a burden for the teacher in lower level
classes. Martines (2002:24) mention that authentic materials may be too
culturally biased and too many structures are mixed, causing lower levels have
a hard time decoding the texts. There comes the question of when authentic
materials should be introduced and used in a classroom; in other words, can we
use authentic materials regardless of our students’ level.
Guarinto and
Moreley (2001:73) claim that at post-intermediate level, the use of authentic
materials is available for use in classroom. This night be attributed to the
fact that at this level, most students master a wide range of vocabulary in the
target language and all of the structures They also not that at lower levels,
the use of authentic materials may cause students used in the target language.
It means that the use authentic materials is a burden for the instructors
teaching beginning students as they have to spend a lot of time to prepare for
authentic materials regarding the ability level of the students. Do all these
mean we are not able to use authentic materials in lower-level classes apart
from post intermediate and advanced levels?
According to
the findings of the survey carried out by Chavez (1998:36), learners enjoy
dealing with authentic materials since they enable them to interact with the
real language and it use. Also they do not consider authentic situation or
materials innately difficult. However, learners state they need pedagogical
support especially in listening situation and when reading literary texts such
as the provision of a full range of cues (auditory and visual including written
language).
We may conclude
that learners feel better with authentic materials helping them involve in the ‘real’
language as long as we, as teacher, provide them with pedagogical support. In
order to achieve this, we have a wide range of choices. Martinez (2002:28)
suggest that teachers may use authentic material for the learners to listen for
the gist of the information presented and also he add that by using authentic
materials teachers will have opportunity to encourage students to read for
pleasure especially certain topics of their interest. It is claimed that using
audio-visual materials aiding students; comprehension is beneficial since it
will prevent students especially beginning ones from being frustrated about
authentic materials. Materials such as popular and traditional songs will help
us to create a non-threatening environment.
Guariento and
Moley (2001:75) suggest that authentic materials should be used in accordance
with students’ ability and adds that suitable tasks can be given to learners in
which total understanding is not important. According to Jordan (1997:69), in
the earlier stages, non-authentic materials can be used, but stresses that upon
students’ dealing with materials from their own subject area, authentic
materials should be introduced. Westerhuis (as quoted by Cheung, 2001:56)
defined ‘culture’ as the customs, values, laws, technology, artifact and art of
a particular time or people. Culture in English for the use culture contain in
classroom is for the supposition that it will foster learner motivation. Changes
in linguistic and learning theory suggest that culture can be used as an
important element in language classroom, but many students say that they do not
want to learn about the culture of the target language. That might be because
of the fear of assimilation into what they perceived as something strange to
them. Also, misrepresenting cultures by reinforcing popular stereotypes and
constructing these cultures as monolithic, static ’others’ rather than as
dynamic, fluid entities might result in making cultural content an effective
element in language learning and teaching. Therefore, writer believe that
cultural content is a key to effective teaching and learning a language
provided that problems arising from introducing culture in EFL classroom are dealt
with effective and teaching strategies and learning materials are chosen
appropriately.
The use of
authentic material is expected to be more effective to enhance the student’s
competence if it is supported by the learners ’autonomy. In order for learning
to be truly useful, students need to be fully engaged in the learning process.
Learning is only possible if learners are autonomous or if they make the choice
to learn and are responsible for their learning. According to Little
(1996:204), autonomous learner entails establishing a personal agenda for
learning, taking at least some sense of the initiatives that shape the learning
process, and developing a capacity to evaluate the extent and success of one in
learning. Chan (2001:285) also describes the autonomous learner as being
actively involved at all levels of learning, from goal-setting, defining
content and working out mechanisms for assessing achievement and progress and
points out that the locus of control for decision-making shifts from teacher to
student. From previous researches, they are shown that autonomous learning was
closely related to student’s achievement in learning process. If a student is
kind of autonomous learner, she/ he will not find any difficulties in learning
process, since he/ she has been aggravated by his/ her intrinsic motivation. In
return, it is hoped that his/her achievement in learning process (represented
by collocation awareness) will be optimal.
Why do EFL
learners need to learn collocation is an interesting question to answer ,
learning collocation may help EFL learners to speak and write English in a more
natural and accurate way. Learning collocation will also help EFL learners to
increase their range of vocabulary, for example, they will find it easier to avoid
words like very or nice or beautiful or get by choosing a word that fits the
context better and has more precise meaning. Based on the studies findings, it
is clearly show that the students’ English proficiency was significantly and
positively related to their learner autonomy (Dafei, 2007:14), that is way the
writer intents to find out whether the authentic materials and autonomous learning
also affect the collocation awareness. If so, the writer is also going to find
out how to improve the students’ collocation awareness as well. Based on the
problem, some problems appear in teaching learning process, the using of
authentic material and learning autonomy; the writer would like to limit the
problem on the effects of students’ perception on using authentic material and
autonomous learning towards students’ collocation awareness at Private
Vocational Schools.
GO TO 2020
LAKI-LAKI
DALAM RERUNTUHAN CERMIN
Sudah
bertahun-tahun ku nikmati sunyi ini sendiri, sampai akhirnya datang sebuah
surat yang mampu mengubah segalanya. Masa lalu yang kerap kali orang
menyebutnya dengan kenangan, kini sedikit demi sedikit mulai berdatangan. Aku
tiba-tiba saja dihinggapi kerinduan yang mendalam. Rindu masa kecil, rindu
kampung halaman, rindu pematang sawah dan yang terpenting aku merindukan
naynyian ibu kala malam mulai melebarkan sayapnya.
Malam
larut, rembulan menggantung. Cahayanya semar menembus rimbun pepohonan. Jalanan
mengilat dan basah sehabis hujan sore tadi. Syafira berjalan sendiri, di atas
jalan yang basah, di bawah cahaya rembulan. Baginya tidak ada yang berarti dari
hidup ini selain tidur dan secangkir kopi. Sebab hari-harinya yang dilewati
telah habis dengan memburu sesuatu yang tidak pasti. Detik-detik habis untuk
mengejar berita. Peristiwa demi-peristiwa lewat menjadi catatan hariannya.
Hanya sebuah catatan yang ditulis sekedar merampungkan rasa penasaran kaum yang
kurang kerjaan. Kaum yang tidak punya kegiatan pada pagi hari. Kaum yang
membutuhkan teman kopi atau yang membutuhkan bahan pembicaraan untuk sekedar
omong kosong dan basa-basi.
Syafira
tenggelam dalam lamunannya sepanjang perjalanan. Hidup hanya menunggu,
penantian atas kematian itu. Dia menyadarai kelelahannya telah mencapai
klimaks. Syafira rindu kebebasan . Dia ingin kembali ke masa lalu. Saat dia
menjadi orang yang merdeka. Tidak dikehar-kejar deadline atau mengejar-ngejar
narasumber. Semuanya mengalir. Tanpa harus bertanggung jawab pada apapun atau
siapapun. Ya Allah ! Dengan Allah sekalipun Syafira telah berdamai. Dia tidak
akan mengusik apapun tentang Allah, tentang matanya yang terlihat sipit sedang
kulitnya tidak terlalu halus tentang giginya yang kurang lurus. Dan Allah
melarang protes tentang apa yang akan dilakukannya. Syafira berdamai dengan
dirinya. Dengan Allah SWT.
Laki-laki
itu datang tepat ketika dirinya hampir-hampir menjadi gila. Laki-laki itu hadir
tiba-tiba dalam hidupnya. Syafira tidak ingat bagaimana laki-laki itu telah
menjadi bagian dari hidupnya. Bagian yang paling dalam dan tak mungkin
terpisahkan. Ketampanan terpancar dari seluruh gerak tubuh laki-laki itu. Dari
kata-kata yang keluar lewat bibirnya, dari rambutnya, bukan hanya
ketampanannya, seluruh pribadinya adalah lambang ketampanan. Saat itu, syafira
mulai berfikir untuk menerima pinangan laki-laki itu. Membangun rumah tangga
bagi keluarga kecil mereka. Menjadikan dirinya benar-benar perempuan yang
beruntung. Syafira ingin menjadi istri dari laki-laki itu dan ibu bagi anak-anaknya
kelak.
Malam
semakin larut, syafira dan laki-laki itu semakin hanyut dalam percakapan
tentang diri dan hidup. Hingga saat dantang jam berbunyi satu kali, sedang
pesta telah usai. Hari-hari berikutnya merupakan masa yang indah bagi syafira.
Cinta telah merambahi jiwa dan sanubarinya. Tak ada hari tanpa rindu, syafira
berburu pulang lebih awal denga laki-laki itu. Menikmati malam-malam bersama .
syafira tak jadi mengundurkan diri. Laki-laki itulah yang mebuat Syafira yakin
dengan jalan yang ditempuhnya, meski penat tak bisa di hindari. Syafira semakin
memahami makna sebuah kerinduan, perjuangan, dan kebahagiaan dalam hidup.
Ada
banyak harapan yang tumbuh dalam ruang batinnya. Ada banyak keinginan menjamur
dalam kepalanya. Ada banyak cita-cita yang ingin diraihnya bersama laki-laki
itu.
Dan
malam ini, Syafira telah kehilangan laki-laki itu. Dia merasakan sepi yang
teramat sangat. Sunyi menusuk-nususk kalbu. Syafira ingin menagis, tapi dia tak
punya air mata lagi. Air matanya sudah lama kering. Sejak satu demi satu semua
miliknya pergi. Syafira merasa bahwa mimpinya telah usai. Laki-laki itu telah
kembali kedalam dunianya sendiri. Kini, syafira hanya mampu melihatnya kembali
laki-laki itu dalam sebuah kotak cermin.
Menyulam Aksara Dalam Bingkia Prestasi
MIMPI DI KOTA HUJAN
Aku duduk sambil menopang dagu diteras rumah pagi itu, pikiranku melayang-layang, memikirkan berbagai macam hal yang ku suka maupun yang tidak disukai. Memang inilah kebiasaanku, berfikir tentang macam-macam hal. Ada yang nyata, ada juga yang hanya khayalanku semata.
“Hai.....pasti berkhayal lagi deh”. Tegur ibu sambil menepuk kedua bahuku. “Hati-hati kesembet lho” ibu tersenyum.
“iih,ibu! Jangan ngomong aneh-aneh deh! Putri takut nih!”. Aku memasang bibir”cemberut dusta”. Hehe....
“Menurut ibu saat besar nanti, putri bisa jadi komunikus terkenal sampai mancanegara nggak?”.
“Mmm, yah, kalau putri memang punya tekad yang kuat, rajin belajar, dan berusaha serta berdoa. Ibu yakin banget, putri bisa bikin banyak komik dan di jual ke banyak negara!”. Nada ibu sedikit meninggi.
Iya bu., sekarang putri mau ke Jalan Padjajaran ya, mumpung masih pagi, udara masih segar, bisa dapat banyak ide buat komik baru.!” Aku beranjak dari kursi dan mencium pipi ibu.
“Sayang.....ibu mau nitip, tolong belikan sabun mandi ya.. aroma jeruk, nih uangnya. Makasih putri sayang.” Ibu memberikan selembaran uang lima puluh ribu rupiah.
Oke, ibu sayang.., aku tersenyum lebar seraya masuk ke kamarku. Mengambil sebuah buku sketsa, kotak pensil, kamera digital, lalu memasukan semuanya ke dalam tas kecil, termasuk uang dari ibu.
“Hati-hati sayang...jangan lupa sabunnya!”
Aku berjalan santai menuju jalan padjajaran bogor. Pagi itu, sudah dipadati oleh beberapa pedagang kaki lima di sisi jalan, juga beberapa kendaraan bermotor. Aku duduk di tepi jalan sambil mempersiapkan peralatan menggambarku sebelum mulai menggambar, aku sempat membaca buku dan memotret beberapa sudut jalanan juga beberapa objek yang menarik hatiku. Mulai dari gedung-gedung, hotel, para pejalan kaki, maupun kumpulan pedagang kaki lima. Lalu, aku mulai menggoreskan ujung pensilku di atas buku sketsa. Tiap goresan pensil yang kubuat selalu menciptakan seulas senyum di bibirku, aku menikmati semuanya pagi ini. Pemandangan kota Bogordi pagi hari, kermaiannya yang sudah memadati jalan, juga apa yang tengah ku lakukan sekarang, membaca dan menggambar.
Setelah selesai, aku berseru puas sambil memandang gambarku yang baru selesai ku buat. Seorang gadis berrambut hitam dan memakai gaun merah, tersenyum ke arah orang yang melihatnya.
Aku membereskan peralatan menggambar, lalu beranjak menuju toko serba ada. Aku bersenandung kecil, sambil milih-milih sabun mandi pesanan ibu. Banyak sekali pilihannya di sini. Aduh, jadi bingung nih!.
“Sepertinya yang ini aja deh...harganya juga nggak mahal”. Aku membawa sabun mandi dengan bungkus berwarna biru menuju meja kasir. Si penjaga kasir tersenyum saat melihatku berjalan ke arahnya. Aku membalas senyumnya sambil meletakan sabunnya di atas meja kasir.
“Ada yang lain, Dik.” Tanyanya.
Tidak, pak itu saja,aku menjawab cepat.
Totalnya dua puluh delapan ribu rupiah, penjaga kasir itu memasukan sabunku ke dalam kantung plastik. Lalu, aku memberikan uang dari itu tanpa berkata sedikitpun. Uangnya lima puluh ribu ya, kembaliannya dua puluh duan ribu . terima kasih , ujar si penjaga kasir dengan ramah dan sambil tersenyum padaku .
Aku berlari kecil menuju rumah. Ahhhhh....lama-lama, cape juga sih!. Tapi, aku mau cepat-cepat sampe rumah , ibu pasti sudah menunggu ku. Tapi, langkahku berhenti di depan sebuah toko buku dan alat tulis yang menjual berbagai macam buku bacaan dan alat gambar. Perhatianku tertuju pada peralatan membuat komik di rak deretan depan dan buku komik yang sepertinya seru kalau di baca. Di situ sepanjang satu set penggaris dengan berbagai macam bentuk, penggrais 40 cm, 3 buah pensil 2B, penghapus karet super bersih, tinta hitam dan kuasnya, tiga buah pena menggambar dengan ukuran yang berbeda dan buku dengan warna mencolok hijau muda.
Aku mau sekali membeli buku komik dan peralatan itu, maklum aku hanya punya dua buah pensil, penghapus yang sudah hampir habis, juga sebuah penggaris yang sudah patah. Tapi, harganya pasti mahal. Iseng-iseng aku masuk ke dalam toko itu, lalu melihat harganya.
Wah, total Cuma empat puluh lima ribu. Seruku saat melihat harganya yang tertera di baliknya. Pak, harganya memang buku dan alat-alat tulis harganya empat puluh liam ribu rupiah?, tanyaku pada penjaga kasir.
Oh..itu harga promo Dik, minggu depan harganya sudah naik jadi enam puluh ribu rupiah. Ooh..., makasih pak. Aku segera meletakan buku dan satu set peralatan membuat komik di tempatnya semula, lalu berlari pulang.
Assalmualaikum bu, aku teriak sambil membuka pintu rumah.
Ya sayang, sabunnya tidak lupa kan? ibupun menagihnya sambil mencium keningku.
Enggak donk bu! nih,sabunnya. Dan ini uang kembaliannya. Ibupun berkata, uang kembaliannya buat putri saja.
Benar nih bu? Makasih, aku memeluk ibu, lalu masuk ke kamarku. Aku memasukan uang kembalian sabun mandi ibu ke dalam celengan. Aku bertekad tabungan ini untuk membeli buku dan peralatan komik tadi ! lalu, aku kembali ke ruang tamu menemani ibu.
Bu, di dekat toserba ada toko buku dan alat tulis yang menjual satu set peralatan ngomik. Putri mau deh, beli peralatan ngomik itu.
“Harganya berapa, sayang?”tanya ibu sambil membelai rambutku.
Empat puluh ribu rupiah, bu. Tapi, itu harga promo. Minggu depan harganya sudah naik lagi jadi enam puluh ribu, jawabku pelan.
Putri sudah nabung belum? Udah bu, jawab putri.
Tapi baru uang sisa kembalian yang di kasih ibu tadi. Oh iya, bu. Ko naskah komik yang putri kirim tempo hari ke penerbit, belum ada kabarnya ya? Putri jadi deg degan nih. Sudah berkali-kali putri kirim komik, tapi belum ada satupun komik putri yang diterima. “Apakah putri tidak bakat jadi komikus ya?”. Aku memeluk ibu.
Tenang sayang, gambar Putri bagus kok! Ibu suka baca semua komik buatan Putri . mungkin penerbit itu belum memilih komik putri, karena yang mengirim banyak tidak hanya Putri saja. Ribuan orang diseluruh indonesia juga mengirim komik karya mereka ke penerbit. Ibu tersenyum tulus dan menatapku dengan tatapan lembut.
Tapi..., kapan komik Putri bisa diterbitkan? Teman Putri sudah berhasil membuat empat komik ! tapi, Putri? Satupun belum. Aku memeluk ibu semakin erat. Aku menyembunyikan kepalaku di dalam pelukannya.
“Putri sayang..., kamu nggak perlu sedih. Kita tunggu saja, komik yang Putri kirim baru-baru ini, ibu selalu mendoakan putri lho!”
Makasih ya, bu. Aku mencium pipi ibu.
Tiga bulan kemudian.
“Assalamualaikum, bu. “ aku membuka pintu rumah dan melepas sepatu yang masih melekat di kakiku.
“Wassalamualaikum, Sayang. Putri, coba lihat apa yang ibu dapat!”. Ibu menunjukan secarik surat dari penerbit cerpen anak bintang. Ibu sengaja belum membukanya menunggu sampai penulisnya pulang sekolah!hehe.!”. Ibu tersenyum lebar, lalu duduk di sofa bersamaku.
Kali ini, aku yang membuka suratnya. Kreek! Aku merobek ujung surat tersebut dan mengeluarkan isinya.
Sekarang, Putri yang bacakan ya, bu.
Iya komikus cantik.., ibu mengacak-ngacak rambutku.
“Helo Putri, kami mengucapkan selamat kepada Putri Syafira Nurul Hawa sebagai penulis naskah komik berjudul “Mimpi Besarku” yang akan kami terbitkan. Selanjutnya, Putri akan disebut sebagai penulis. Dan penerbit cerpen anak cerdas akan di sebut sebagai penerbit. Mohon untuk di isi surat perjanjian naskah yang tertera di balik halaman ini.”.
Alhamdulillah ibu, naskahku lolos seleksi aku kegirangan, lalu memeluk ibu. Makasih ibu sayang. Ibu selalu mendukung semua kegiatan Putri.
Lalu, aku dan ibu mengisi surat perjanjian penerbit naskah dengan teliti. Esoknya, kami mengirimkan surat perjanjian naskah itu kembali kepada penerbit cerpen anak cerdas.
Hari yang aku, ibu dan ayah tunggu-tunggu itupun tiba. Seorang tukang pos datang ke rumahku dan melempar sebuah paket yang terbungkus dengan bungkusan coklat pada sabtu pagi di bulan september. Aku membawanya masuk, kemudian ayah dan ibu bersama-sama membuka paket itu bersamaku.
Dua buah komik berjudul Mimpi Besarku tertidur manis di dalamnya. Sampulnya kelihatan begitu segar dan nama Putri Syafira Nurul Hawa tertulis di sana. Sampul dengan gadis berambut hitam , mengenakan gaun merah, memegang sebuah buku diary dan tersenyum ke arah orang yang melihatnya.
Aku menahan air mataku. Air mata haru dan bahagia.
Syukur alhamdulillah ya Rabb. Bagus sekali komik ini, aku memeluk kedua komik itu.
“Selamat ya, sayang. Semoga komikmu yang selanjutnya bisa diterbitkan lagi.” Ibu tersenyum bangga.
Selamat ya, komikus cantik ayah. Ayah merangkul dan mencium keningku. Bu, uang yang ditransfer dari penerbit ke rekening ibu, boleh Putri ambil buat beli buku dan peralatan ngomik yang pernah putri ceritakan, ya? Ya, boleh dong sayang.., itu kan uang Putri, ibu memelukku.
“Makasih bu !”alhamdulillah, semua memang akan indah pada waktunya.
Itulah mimpi di kota hujan, Bogor
Langganan:
Postingan (Atom)